Rabu, 25 April 2012

Perang Informasi, Penentu Kemenangan Perang Konvensional

Perang Informasi, Penentu Kemenangan Perang Konvensional



Pejabat militer Iran Brigadir Jendral Ahmad Reza Pourdastan mengatakan, para pejabat Amerika Serikat (AS) selalu memberlakukan kebijakan agresif dan melakukan perang informasi dan elektronik. Pourdastan menilai, sikap AS akan menciptakan ancaman di penjuru dunia dengan menyebarkan kebohongan informasi.

Perang informasi punya tempat tersendiri dalam perang modern. Perlengkapan dan pernak-pernik informasi dengan kemampuan mendisfungsikan informasi musuh, menjadi penentu dalam kemenangan perang konvensional modern.

Menurut Pourdastan, Presiden AS Barack Obama menggunakan perang melawan teror sebagai dalih untuk mengerahkan pasukan ke Afghanistan dan Pakistan. Saat ini, AS juga tengah  meningkatkan persenjataannya untuk menghadirkan militernya di sejumlah wilayah di belahan dunia ini. Demikian seperti diberitakan IRNA, Selasa (24/4/2012).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanpparast juga mengatakan, keberadaan pasukan asing di sejumlah wilayah di dunia ini merupakan masalah keamanan utama. Mehmanparast juga tampak khawatir dengan keberadaan pasukan AS di Afghanistan.

Menurut Iran, solusi yang tepat untuk menjaga keamanan global adalah menarik pasukan di negara-negara yang didudukinya. Iran juga selalu mencermati proses pembangunan di negara-negara berkembang dan siap untuk menjalin kerja sama.

Pourdastan mengutarakan perkataan itu dalam peringatan Operasi Cakar Elang (Eagle Claw). Operasi ini adalah operasi militer yang dilakukan AS di bawah kepemimpinan Jimmy Carter yang terkenal dengan peristiwa Tabas.

Peristiwa Tabas terjadi pada malam hari tanggal 25 April 1980, pemerintah Amerika yang dipimpin Jimmy Carter, Presiden Amerika waktu itu. Operasi ini dilakukan di pertengahan malam oleh pasukan elit Amerika yang diperlengkapi dengan berbagai persenjataan modern dengan didukung pesawat Hercules C-130 dan sejumlah helikopter.

Ada 90 pasukan komando yang ikut dalam operasi Eagle Claw membebaskan para mata-mata Amerika yang ditahan di Tehran.

Mereka yang ditahan adalah pegawai kedutaan Amerika di Tehran yang menjadi mata-mata dan melakukan konspirasi anti revolusi dan rakyat Iran.

Namun kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya sebagai Mahasiswa Pendukung Garis Imam Khomeini (Daneshjuyan-e Peiruvan-e Khatt-e Emam) pada tanggal 4 November 1979 menduduki kedutaan Amerika- sarang mata-mata CIA- dan menahan para pegawainya. Fakta-fakta dari kedutaan Amerika dengan baik menunjukkan bahwa tempat itu menjadi pusat operasi intelejen guna menumbangkan revolusi Iran.

Tiba di Tabas, satu dari helikopter Amerika mengalami kerusakan teknis yang berujung pada terhentinya operasi ini. Karena operasi rahasia ini membutuhkan sedikitnya enam helikopter, Presiden Jimmy Carter memutuskan untuk menghentikan operasi Eagle Claw dan memerintahkan agar semua pesawat dan helikopter segera kembali.

Pesawat dan helikopter Amerika yang akan tinggal landas dari gurun Tabas tanpa sengaja saling bertabrakan dengan lainnya setelah tiba-tiba datang badai pasir. Akibatnya terjadi ledakan dahsyat dan lidah api yang membuat gurun Tabas yang gelap gulita di malam itu menjadi terang-benderang.

Dalam peristiwa itu 8 komando amerika tewas, sementara mereka yang masih selamat meninggalkan gurun Tabas dengan pesawat.

Imam Khomeini menyebut operasi Tabas sebagai kejahatan dan pelanggaran hukum internasional. Beliau berkata, “Mereka tiba di Tabas dan berpikir mampu menurunkan pasukannya. Dengan alasan ingin membebaskan para tawanan mereka ingin menghancurkan Iran. Namun Allah swt mengalahkan mereka hanya dengan mengirimkan debu dan angin.”

Kemudan Imam Khomeini menilai, tawakkal kepada Allah dan keyakinan akan bantuan gaib merupakan senjata agung yang tidak mampu dipahami oleh negara-negara Barat. [Islam Times/on/IRNA]

- Reviewer: Bocah Klepon - ItemReviewed: Perang Informasi, Penentu Kemenangan Perang Konvensional Deskripsi: Pejabat militer Iran Brigadir Jendral Ahmad Reza Pourdastan mengatakan, para pejabat Amerika Serikat (AS) selalu memberlakukan kebijakan ... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►