Ramin Mehmanparast, Jubir Kementerian Luar Negeri Iran
Mengomentari ‘niat jahat’ di belakang penyebaran laporan palsu tersebut, Mehmanparast menekankan prinsip kebijakan Iran dalam mencegah perang dan kekerasan, dan menunjuk advokasi Tehran untuk dialog sebagai satu-satunya cara yang diharapkan untuk menyelesaikan perselisihan antara negara.
Dia menambahkan bahwa kekuasaan hegemonik mencoba untuk menutupi kegagalan mereka dalam upaya untuk mencapai tujuan mereka dengan memberlakukan sanksi terhadap Iran dan membatasi kemajuan yang terus meningkat di negara itu dengan menyebarkan kebohongan-kebohongan ini.
Tuduhan itu muncul ketika AS menyatakan pemerintah Sudan Selatan yang memenuhi syarat untuk menerima senjata dan bantuan pertahanan dari Washington.
Pengumuman Jumat terjadi di tengah pecahnya kekerasan antara dua suku Sudan Selatan, yang mungkin telah menjadikan ratusan warga meninggal dan sekitar 50.000 orang membutuhkan bantuan.
Sudan Selatan menjadi independen Juli lalu setelah puluhan tahun konflik dengan Sudan, yang merenggut nyawa ribuan orang.
Negara kaya minyak ini adalah salah satu negara paling mundur di dunia, di mana satu dari setiap tujuh anak meninggal sebelum usia lima tahun.[IT/r]
