Selasa, 10 April 2012

Top Komandan Tolak Pemulihan Hubungan dengan AS

Top Komandan Tolak Pemulihan Hubungan dengan AS



Pejabat tinggi militer Iran dengan tegas membantah laporan media baru-baru ini yang mengklaim bahwa Ketua Dewan Kebijaksanaan Iran, Ali Akbar Hashemi Rafsanjani menyerukan pembicaraan langsung dengan AS, dan menegaskan bahwa Tehran tidak berniat mengadakan pemulihan hubungan dengan Washington.

Sebuah jurnal berbahasa Persia (the Iranian International Studies Journal) baru-baru ini menuduh Hashemi Rafsanjani meminta para pejabat senior Republik Islam untuk bernegosiasi dengan AS demi menghindari “kebijakan petualang”.

“Tidak ada yang berbicara mengenai hubungan dengan AS,” kata Firouzabadi dan menambahkan, “Salah seorang pejabat berbicara kepada wartawan dan sedang mengenang kembali era Imam Khomeini dan mengatakan bahwa ia pernah memberikan surat kepada Imam Khomeini menganai masalah ini (pembicaraan dengan AS) dan Imam menolaknya. “

Mengulangi usulan yang usulkan Rafsanjani, itu sudah menjadi masa lalu dan era Imam Khomeini lebih dari dua dekade, Firouzabadi menambahkan, “Imam tidak setuju dengan usulan Hashemi Rafsanjani dan Imam tidak menindaklanjuti usulan tersebut. Juga setelah era Imam, pandangan mengenai pembicaraan terkait hubungan dengan AS belum pernah disetujui oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) termasuk juga Pemimpin Besar Revolusi Islam (Ayatollah Seyed Ali Khamenei). Dan pembicaraan mengenai itu  tidak pernah ada dalam agenda Republik Islam.”

Firouzabadi menjelaskan, Pemimpin Revolusi Islam merupakan satu-satunya kekuatan pengambilan hak keputusan mengenai masalah ini, dan Pemimpin belum mengambil keputusan apapun terkait pembicaraan hubungan dengan Amerika Serikat.

“AS mati-matian berusaha membuka jalan negosiasi dengan Iran,” katanya, yang menyiratkan Iran berada di posisi atas ketika masalah datang yang melibatkan AS.

Amerika Serikat dan Iran memutuskan hubungan diplomatik pada bulan April tahun 1980, setelah mahasiswa Iran merebut dan menduduki pusat spionase Amerika Serikat di kedutaannya di Tehran. Sejak itu hubungan kedua negara tegang, tetapi masih tetap bisa menunjukkan kesediaan masing-masing untuk menghadiri pembicaraan untuk membantu menyelesaikan isu-isu regional, termasuk keamanan di Irak. Namun, kedua negara menghindari pembicaraan tentang isu-isu bilateral selama tiga puluh tahun terakhir.

Maret 2009, Obama mencoba memperbaiki ketegangan hubungan dengan Iran yang hampir tiga dekade membeku dengan menawarkan yang disebut dengan ‘cabang zaitun’. Tehran, waktu itu, hanya mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan janji AS setelah melihat adanya perubahan praktis dalam kebijakan AS.

Namun Obama melakukan perubahan kebijakan mendadak dan mengancam Iran dengan menggunakan senjata nuklirnya.

Kala itu, Amerika Serikat berjanji tidak akan pernah lagi menggunakan senjata nuklir untuk mengancam negara-negara yang memenuhi Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan menjadi bagian dari tinjauan strategi senjata nuklir.

Tapi Obama hanya sekedar janji, Obama malah secara terbuka akan melakukan serangan nuklir atas negara-negara yang telah menandatangani NPT global dengan menuduhnya telah melanggar ketentuan-ketentuan.

Obama, dalam wawancara dengan New York Times saat itu mengatakan langsung bahwa jalan itu tetap berlaku namun ada “pengecualian seperti Iran dan Korea Utara”, karena AS percaya dua negara itu sedang mengembangkan senjata nuklir.

Sebagai tanggapan, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad balik mengecam Obama atas pernyataan Obama yang mengancam dan melawan Iran. Ahmadinejad mengatakan, komentar Obama menunjukkan kurangnya pengalaman.

Presiden Ahmadinejad mengatakan, pemimpin Amerika masih bertindak seperti koboi dan seperti pahlawan di film-film Barat, “Setiap kali ada masalah, mereka mengambil senjata mereka.” [Islam Times/on/Fars News Agency]

- Reviewer: Bocah Klepon - ItemReviewed: Top Komandan Tolak Pemulihan Hubungan dengan AS Deskripsi: Pejabat tinggi militer Iran dengan tegas membantah laporan media baru-baru ini yang mengklaim bahwa Ketua Dewan Kebijaksanaan Iran, Ali A... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►