Iran akan membuka kembali pembicaraan dengan negara kelompok P5+1 13 April mendatang. Penetapan waktu tersebut dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan yang terus meningkat akibat program nuklir damai Iran yang oleh Israel dan AS dianggap menyimpang. Demikian Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi yang dikutip kantor berita IRNA, Rabu (28/3).
“Turki menawarkan menjadi tuan rumah pembicaraan, sementara lokasinya akan ditentukan dalam beberapa hari mendatang,” kata Salehi setelah menyambut Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan di Tehran.
Seorang diplomat di Brussel, Belgia, juga mengatakan 13 April tampak tanggal yang cocok. Pertemuan terakhir antara Iran dan perwakilan Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Jerman, Inggris dan Cina di Istambul, Turki Januari 2011, gagal bahkan pada tahap penyusunan agenda.
Sejak itu Washington dan Uni Eropa mendesak sanksi yang lebih ketat terhadap Iran, yang dituduh mengalihkan program nuklir Iran untuk membuat senjata nuklir. Namun Tehran berulang kali menolak tuduhan tersebut.
Diperkirakan Catherine Ashton, ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa, akan kembali memimpin pembicaraan atas nama kelompok yang disebut P5+1. Kelompok ini terdiri dari lima negara anggota Dewan Keamanan PBB yang mempunyai hak veto plus Jerman.
Awal bulan ini kelompok tersebut mengimbau Iran agar “tanpa syarat memasuki proses dialog serius yang akan membuahkan hasil konkrit.” Sebaliknya Iran juga mengatakan tidak akan menghentikan program nuklir damainya walaupun tekanan dan embargo datang bertubi-tubi. [Islam Times/on/IRNA]
