Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Saeed Jalili mengatakan, gerakan perlawanan anti-rezim Zionis Israel di Timur Tengah dapat menjadi model yang baik bagi semua negara regional.
Saat bertemu dengan Mohammed Atta, utusan khusus Presiden Sudan Omar al-Bashir di Tehran pada Selasa (24/4), Jalili menandaskan, “Kinerja dan prestasi cemerlang gerakan perlawanan anti-Israel dalam dekade terakhir harus diambil sebagai model untuk membentuk pendekatan strategis dari negara-negara regional.”
Dia menambahkan bahwa sistem hegemonik global menggunakan segala macam siasat guna menyimpangkan opini publik di kawasan itu dari ancaman, terutama yang timbul dari pendekatan invasif Israel.
Kebangkitan Islam, memberikan ruang yang tepat untuk pengaktifan kapasitas dan potensi negara-negara regional guna melawan rezim Zionis. Lanjutnya.
Sebelum pertemuan dengan Jalili, Atta bertemu dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Senin.
Dalam pertemuan dengan utusan khusus Presiden Sudan, Ahmadinejad mengatakan, “Tehran dan Khartoum dapat mengambil langkah efektif untuk kepentingan kedua negara dan untuk pembentukan perdamaian dan keamanan serta promosi keadilan dan persaudaraan di kawasan dan dunia dengan memperkuat hubungan dan koordinasi.”
Presiden Iran menambahkan, musuh-musuh telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk mendominasi bangsa-bangsa ini.
“Tidak diragukan lagi, melalui kesadaran dan ketekunan bangsa-bangsa penuntut keadilan dan kemerdekaan, suatu hari akan tiba ketika semua plot dari kekuatan-kekuatan arogan akan digagalkan dan manusia akan hidup dalam kedamaian dan persaudaraan,” tuturnya.
Ahmadinejad juga menyatakan bahwa Iran dan Sudan harus menggunakan kapasitas yang ada untuk meningkatkan kerjasama bilateral dan internasional.
“Tehran dan Khartoum memiliki berbagai kapasitas untuk perluasan hubungan bilateral dan dengan mengaktifkan kapasitas tersebut, kedua belah pihak dapat bekerja menuju kesejahteraan dan kemajuan bagi kedua bangsa,” imbuhnya.
Sementara itu, Mohammed Atta menyerahkan pesan tertulis dari Presiden Sudan Omar al-Bashir dan menekankan perlunya perluasan lebih lanjut dari kerja sama bilateral dan regional antara Tehran dan Khartoum. [Islam Times/r]
