Menteri Luar Negeri Iran meminta semua pihak yang terlibat dalam pembicaraan Iran-P5 +1 untuk memasuki perundingan dengan tujuan mengembalikan kepercayaan dan menyelesaikan masalah yang ada.
“Kunci memasuki dialog adalah saling menghormati,” tulis Ali Akbar Salehi dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada rubrik Pendapat dalam koran The Washington Post, Jumat (13/4/12).
“Dalam perundingan mendatang, kami berharap semua pihak kembali ke meja perundingan dengan saling menghormati; mengadakan dialog komprehensif jangka panjang yang untuk memecahkan masalah yang ada. Dan yang terpenting, semua pihak berupaya secara tulus untuk membangun kembali keyakinan dan kepercayaan yang ada, “tambahnya.
Diplomat Iran itu mendesak semua pihak yang terlibat untuk mengadopsi pendekatan terbaik dalam negosiasi untuk memulihkan kembali kepercayaan.
Menlu Iran itu mengatakan, pada tahun 2009, Tehran telah meminta Badan Energi Atom Internasional memberi bahan bakar untuk reaktor Iran yang memproduksi radiofarmasi untuk pasien penderita kanker.
Namun, “Ketika kami sepakat untuk menurunkan volume pengayaan uranium untuk reaktor nuklir kami pada tahun 2010 , Gedung Putih malah mendorong Dewan Keamanan PBB untuk memperkeras sanksinya, “lanjut Salehi.
Dia juga mengatakan, indikator lain saling menghormati adalah kesediaan bertindak secara timbal balik. Bukan hanya mengadopsi pendekatan satu arah saja.
Menlu Iran itu juga menegaskan, dialog harus dilihat sebagai proses bukan sebuah even. Menurutnya, hal-hal kompleks yang sudah lama tak terselesaikan tidak bisa diselesaikan dalam tempo semalam.
Dia juga menggarisbawahi komitmen Iran untuk dialog meski Tehran dijatuhi serentetan sanksi oleh Barat dan ancaman perang. Saleh menulis pendapatnya menjelang putaran kedua perundingan multifaset antara Iran dan P5 +1, yang dijadwalkan Sabtu ini di kota Istanbul, Turki.
Tehran menyambut perundingan tersebut sembari menegaskan bahwa Iran tidak akan tetap memprtahankan hak asasinya sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional. [IslamTimes/r]
