Pada hari Minggu (13/5/12), Presiden Palestina, Mahmud Abbas memperingatkan akan terjadi sebuah “bencana nasional” jika salah satu dari 1.550 tahanan Palestina yang mogok makan di penjara Israel itu mati.
Abbas menyatakan hal tersebut setelah dua tahanan yang mogok makan, Bilal Diab dan Thaer Halahla, memasuki hari ke-75 mereka tanpa makan. Dan setelah kelompok HAM internasional dan pemerintah mengatakan kekhawatiran mereka tentang kematian para tahanan jika mereka terus melaksanakan aksi mogok makan.
“Situasi di tahanan sangat berbahaya,” kata Abbas dalam pertemuannya dengan komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina. Menurut Abbas, para tahanan tengah menghadapi bahaya nyata yang akan menjadi bencana nasional jika tidak segera ditangani. Dia berharap dan berdoa kepada Tuhan semoga tidak ada tahanan yang terluka karena hal itu akan menjadi bencana besar.
Diab dan Halahla secara khusus memprotes penahanan semena-mena yang dilakukan rezim Israel lewat prosedur ilegal yang dikenal sebagai penahanan administratif.
Aksi mogok makan umum yang dilakukan oleh 1.550 tahanan Palestina bertujuan menekan otoritas penjara Zionis untuk mengakhiri penggunaan sel isolasi, mempermudah kunjungan keluarga para tahanan dan pendidikan tahanan. Protes para tahanan itu mendapat dukungan luas di seluruh wilayah Palestina.
Abbas juga mengatakan dia telah mengangkat isu tersebut dalam diskusi dengan negosiator Israel, Yitzhak Molcho dan Menlu AS Hillary Clinton. Menurut Abbas, para tahanan memiliki hak untuk memperoleh keadilan. Masalah para tahanan merupakan masalah terpenting yang harus diperhatikan hari ini.” [Islam Times/r]
