Seorang anggota senior Parlemen Iran mengatakan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) harus mengubah pendekatan politiknya terkait program nuklir Iran.
Pada hari Rabu (9/5/12), Kazem Jalili mengatakan bahwa IAEA telah mengorbankan status hukumnya karena pendekatan politik yang dilakukannya terkait masalah nuklir Iran. IAEA harus mengambil langkah terbaru untuk memperbaiki hal tersebut.
Anggota Parlemen itu, yang juga juru bicara Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majelis, menambahkan bahwa badan IAEA harus bertindak sesuai Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) tanpa harus memperhatikan politik Barat.
Mengacu pada perundingan mendatang antara Iran dan IAEA yang akan diselenggarakan di Wina pertengahan Mei mendatang, Jalali menegaskan bahwa doktrin di negaranya adalah doktrin pertahanan; Iran tidak akan menyerang negara lain.
Dia juga menambahkan bahwa Tehran akan menjawab pertanyaan di Wina nanti dalam waktu sesingkat mungkin jika memang tujuan IAEA menghadiri perundingan itu adalah untuk menjalankan tugas khususnya.
Jalali mengatakan melaporkan kasus nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB adalah kesalahan besar yang dilakukan IAEA. Dia meminta berkas-berkas yang sudah dikirim dikembalikan lagi ke IAEA agar Tehran dapat menjawab semua pertanyaan yang ada.
Pada tanggal 27 April, Duta Besar Iran untuk IAEA, Ali Asghar Soltanieh mengatakan putaran baru perundingan nuklir antara Tehran dan IAEA akan diselenggarakan di Wina pada tanggal 13-14 Mei mendatang.
Soltanieh mengatakan Tehranbekerjasama dengan IAEA untuk membuktikan bahwa program nuklirnya memang untuk tujuan damai. [IslamTimes/r]
