Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparst mengatakan, para pejabat Amerika Serikat (AS) harus mengambil pelajaran dari kekalahan Nicolas Sarkozy dalam Pemilu Presiden Perancis kemarin.
Menurut Mehmanparst, disatu sisi selama ini AS terlalu sibuk mengurusi negosiasi dengan sejumlah negara untuk bergabung bersama mereka guna menjatuhkan sanksi terhadap Iran, sisi lain, AS menelantarkan kepentingan warga negaranya sendiri.
“Para pejabat AS harus mengambil pelajaran mendalam dari kekalahan yang menimpa Sarkozy. Seharusnya pejabat AS lebih memperhatikan masalah yang dialami warga negara mereka, bukannya sibuk bernegosiasi dengan negara lain untuk menjatuhkan sanksi atas Iran,” ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparst seperti dikutip Trend Selasa, (8/5/2012).
Selain itu, Mehmanparst juga mengatakan, jika saja rakyat AS mengetahui bahwa kebijakan yang diterapkan oleh pemimpin mereka telah merusak kepentingan nasional, maka ini akan mempengaruhi hasil pemilu AS. Sama halnya seperti yang terjadi di Perancis, dimana Nicolas Sarkozy harus menghadapi tingkat ketidakpercayaan publik yang tinggi terhadap dirinya.
Pernyataan Mehmanparst ini muncul sebagai kritikan atas kunjungan Menteri luar Negeri AS Hillary Clinton ke sejumlah negara Asia termasuk di antaranya India dan Cina.
Dalam kunjungannya ke kedua negara itu Clinton menekan Cina dan India untuk mengurangi impor minyak mentah Iran.
Dalam beberapa waktu terakhir AS gencar mengumpulkan dukungan dalam kampanye yang ditujukan untuk menekan Tehran atas program nuklirnya. [Islam Times/on/AFP/Sindo]
