Kepala Badan Pengawas Nuklir PBB optimistis akan mencapai kesepakatan dengan Iran terkait program nuklir negara tersebut. Yukiya Amano, ketua IAEA memulai kunjungan di Tehran Senin (21/05/12) dan akan bertemu kepala perunding Iran, Saeed Jalili.
Kunjungan Amano ini berlangsung menjelang pertemuan di Baghdad antara enam negara besar dengan Iran, Rabu, 23/05/12 mendatang. Enam negara tersebut adalah Inggris, Cina, Prancis, Rusia, AS dan Jerman.
Selama ini Iran membantah klaim negara-negara Barat yang menyebut mereka tengah membangun senjata pemusnah massal. Dikatakannya, Tehran sudah beberapa memberikan akses kepada IAEA dan ke sejumlah reaktor, kata pejabat tinggi negara Iran.
Bagaimanapun Amano menyampaikan keyakinannya saat memulai kunjungan ke Iran.
“Saya berpikir bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mencapai kesepakatan. Belum ada yang jelas tetapi saya tetap positif dan saya ke sana dengan semangat membangun, kata Amano di bandara Wina sebelum berangkat ke Tehran. BBC melaporkan, Senin/20/05/12.
“Ada perkembangan yang bagus dalam beberapa kali pertemuan antara Iran dan IAEA. Jadi saya rasa ini adalah waktu yang tepat… mengunjungi Iran dan berbicara langsung dengan pejabat tinggi, tambahnya.
Sejumlah pernyataan diplomat Barat yang dikutip Reuters mengatakan, Amano hanya akan berkunjung ke Tehran jika dia meyakini sebuah kerangka kesepakatan untuk mendapatkan akses pemeriksaan yang lebih luas semakin dekat.
Dengan berjanji untuk bekerjasama dengan IAEA, Iran mungkin mencoba untuk meningkatkan posisi tawar saat menjelang pertemuan di Baghdad, Rabu nanti.
Februari lalu Iran menolak permintaan IAEA agar pengawas mereka diijinkan datang ke fasilitas nuklir di Parchin, Tehran selatan. Iran mengatakan, akan memberikan akses pejabat IAEA ke fasilitas militer di Parchin kapan saja jika sesuai dengan kesepakatan dan prosedural.
Kami menganggap kunjungan … sebagai isyarat dan niat baik, kata Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.
Saat ini, sejumlah sanksi yang diberikan terhadap Iran adalah larangan impor minyak, embargo senjata dan penjualan teknologi yang bisa digunakan untuk pengayaan uranium. [Islam Times/on/bbc/rtr/Press TV]
