Salah seorang pejabat senior Iran mengatakan, kelompok P5+1 harus bekerja keras terkait pencabutan sanksi yang diberlakukan terhadap Iran sebagai ‘langkah pertama’ dan syarat dalam perundingan babak berikutnya dengan Republik Islam.
Ketua Kamar Dagang, Industri dan Pertambangan Iran, (ICCIM) Mohammad Nahavandian kepada kantor berita Mehr, Minggu, 13/05/12 mengatakan, tidak ada keputusan tergesa-gesa yang harus dilakukan dalam negosiasi. Dia juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan antar kedua belah pihak secara bertahap.
Pihak yang terlibat dalam negosiasi dapat membangun kepercayaan di berbagai bidang ekonomi, karena win-win solution merupakan pendekatan yang bisa dirancang untuk menyelesaikan permasalahan, tambahnya.
“Daripada memukul genderang sanksi, kedua belah pihak dapat menikmati wilayah ini demi kepentingan bersama dan bergerak kearah positif untuk membangun kepercayaan dalam kerjasama ekonomi,” kata Nahavandian.
Ketua ICCIM juga menekankan, Iran siap untuk mengadakan pembicaraan konstruktif sepanjang masih dalam tahap kondisi “wajar”, dan hak-hak bangsa Iran diperhatikan.
Pertemuan Baghdad juga harus membuka jalan bagi kedua belah pihak dengan saling pengertian dan percaya daripada membuat ancaman, tambah pejabat tersebut.
Mensikapi hasutan Israel dan beberapa negara Arab yang berusaha menggagalkan perundingan, Nahavandian menyatakan, kelompok P5 +1 seharusnya tidak membiarkan pihak-pihak yang tidak tertarik pada perubahan kondisi yang berusaha merusak rasa saling percaya kedua belah pihak.
Sebelumnya diberitakan, Iran dan P5 +1 sudah mengadakan putaran terakhir negosiasi pada tanggal 14 April di Istanbul, dan kedua belah pihak saling memuji bahwa pembicaraan tersebut bermanfaat dan konstruktif.
Putaran berikutnya dari perundingan akan diadakan pada 23 Mei di ibukota Irak, Baghdad. [Islam Times/on/Press TV]
