Juru bicara Kemenlu Iran mengatakan pernyataan terakhir beberapa pejabat Arab tentang tiga pulau Iran (Abu Musa, Tunb Besar dan Tunb Kecil) merupakan bentuk campur tangan mereka dalam urusan internal Republik Islam.
Pertemuan puncak Gulf Cooperation Council (GCC) ke-14 diselenggarakan di Riyadh pada 14 Mei lalu. Para peserta membahas proposal pembentukan sebuah persatuan negara-negara anggota GCC. Usulan tersebut dianggap para ahli sebagai ‘kebijakan’ Riyadh untuk bergabung dengan negara tetangganya yang lebih kecil (Bahrain) yang mengalami kerusuhan sejak Februari 2011.
Setelah pertemuan tersebut, Menlu Saudi, Saul al-Faisal menuduh Iran merupakan ancaman bagi negara-negara Arab di Teluk Persia. Dia juga menyatakan bahwa Iran telah menduduki tiga pulau di Teluk Persia; Tunb Besar, Tunb Kecil, dan Abu Musa.
Menanggapi klaim terbaru Saudi itu, Mehmanparast, juru bicara…. Hari Selasa (15/5/12) mengatakan bahwa tindakan Saudi mengulang kembali klaimnya tentang ketiga pulau tersebut merupakan tindakan yang tidak memiliki landasan politik dan hukum. Tindakan Saudi itu adalah menifestasi tindakan mencampuri urusan internal negara lain.
Terkait pernyataan Saul al-Faisal tentang peluang merger Arab Saudi dan Bahrain, Mehmanparast mengingatkan bahwa untuk memperoleh solusi terbaik dalam penanganan krisis Bahrain, pemerintah harus memperhatikan tuntutan rakyat Bahrain. Menurut Mehmanparast, campur tangan asing dan pengajuan rencana yang tak memperhatikan suara rakyat hany akan memperdalam luka yang ada.
Mehmanparast mengatakan Iran sangat percaya bahwa dukungan rakyatnya merupakan sumber kekuasaan yang sesungguhnya bagi negara-negara di kawasan. Dia juga menyatakan bahwa kerjasama regional dalam kerangka ini akan mampu memenuhi kepentingan dunia Islam. dan menggagalkan konspirasi Zionis yang selalu menginginkan terciptanya perpecahan di kawasan. [Islam Times/r]
