Perdana Mentri Hamas, Ismail Haniyeh menyeru Israel membebaskan para tahanan Palestina yang mogok makan. Mereka melakukan aksi mogok makan sebagai protes karena mereka dipenjarakan semena-mena.
Pada hari Senin (7/5/12), Haniyeh juga menyeru negara-negara Islam dan Arab untuk lebih pro aktif dalam isu-isu Palestina. Haniyeh menggambarkan aksi mogok makan massal yang dilakukan tahanan Palestina merupakan satu perjuangan kemanusiaan.
Haniyeh menyampaikan hal tersebut setelah Mahkamah Agung Israel menolak banding yang menuntut pembebasan dua tahanan Palestina, Bilal Diab dan Thaer Halahla. Kedua tahanan itu telah mogok makan selama lebih dari dua bulan.
Bilal Diab dan Thaer Halahla mulai mogokmakan sejak 29 Ferbuari lalu sebagai protes atas penahanan administratif yang menimpa mereka. Penahanan itu merupakan sebuah tindakan kontroversial Tel Aviv yang memungkinkan pemerintah menahan warga Palestina tanpa tuduhan atau pengadilan apapun.
Sementara itu, Yousef Rizqa, penasihat politik Haniyeh mengatakan Israel mencoba menabur perselisihan di kalangan tahanan Palestina lewat afiliasi partai.
Diperkirakan 1.500-2.000 tahanan Palestina mulai mogok makan secara terbuka sejak 17 April lalu. Lewat aksi itu, mereka juga mengecam penggunaan sel isolasi, penganiayaan tahanan yang sakit, rentannya keamanan keluarga yang mengunjungi tahanan dan penggeledahan telanjang para pengunjung.
Menurut laporan asosiasi HAM Palestina, Addameer, setidaknya ada 4.610 tahanan 'politik' Palestina yang mendekam di penjara Israel. Dari angka itu, sebanyak 322 tahanan mengalami tahanan administratisf. Sumber-sumber independen lain bahkan menyebut tahanan Palestina di penjara Israel mencapai angka 11.000 orang. [IslamTimes/r]
